Internal Mandiri FITK UHO Laksanakan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Di Desa Laimeo
Diversifikasi Usaha Nelayan Melalui Pemanfaatan Teknologi Atraktor Cumi Cumi Di Desa Laimeo Kecamatan Sawa Kabupaten Konawe Utara

Kegiatan ini dilaksanakan secara visual dan dihadiri oleh nelayan-nelayan yang telah diundang oleh kepala desa Laimeo. Peserta yang hadir terdiri dari 20 orang yang merupakan nelayan tradisional di Desa Laimeo. Setelah semua nelayan hadir pelatihan ini dibuka oleh kepala Desa selanjutnya kegiatan ini dimulai dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh salah seorang peserta tim pelaksana kegiatan pengabdian. Pada pelaksanaa kegiatan ini penyajian materi dilakukan dalam 2 sesi yaitu sesi pemaparan materi berupa pengenalan alat atraktor cumi-cumi, fungsi dan kegunaan alat, serta perkembangan alat atraktor ini dimulai dari kedatangannya di Indonesia dari Jepang hingga temuan-temuan alat yang telah berkembang cukup jauh. Demikian juga dengan riset-riset yang intens dilaksanakan selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Sesi kedua yaitu pelaksanaan/demonstrasi penggunaan Atraktor Cumi-cumi dan terakhir ditutup dengan diskusi panjang hingga waktu magrib. Pertanyaan-pertanyaan cukup banyak dan mereka butuh pendampingan lebih jauh tentang cara teknis yang lebih merata kepada mereka dan juga cara pemasangan di laut.

Materi pertama disampaikan oleh Ketua Tim pelaksana pengabdian yaitu Dr. Bahdad, S.Si.,M.Si dan ibu Hasnia Arami, S.Si.,M.Si yang memaparkan tentang modifikasi atraktor cumi-cumi pada tempat yang lebih savety sehingga telur-telur tersebut bisa didapatkan hasil cumi-cumi dewasa. Selain itu pemateri juga menyajikan topik tentang potensi pengembangan Atraktor Cumi-Cumi di Indonesia khususnya di Desa Laimeo Kecamatan Sawa. Pemateri juga memberikan motivasi dan inovasi kepada para peserta tentang peluang pengembangan desain alat atraktor cumi-cumi. Bahasan lain yang dijelaskan dalam pelatihan itu adalah pentingnya pengkayaan stok cumi-cumi dalam rangka menjawab kebutuhan pasar akan cumi-cumi begitu besar. Dalam paparan itu, beliau mengajak nelayan untuk berfikir dan membayangkan bagaimana hasil yang akan didapat jika usaha ini dapat berkelanjutan.

Dengan menggunakan alat dan bahan yang sederhana, nelayan akan dapat membuat atraktor cumi-cumi itu. Beliau juga memberikan contoh-contoh peralatan dan bahan yang bisa digunakan sebagai bahan pembuatan produk mulai dari rakitan dengan menggunakan kayu, semen, drum, kawat atau dari bahan paralon lainnya. Jenis-jenis bahan untuk pembuatan alat tersebut di jelaskan satu persatu. Sangat detail dengan gambar dan video sehingga peserta sangat tertarik mengikuti kegiatan tersebut.

Setelah semua jenis bahan diperkenalkan dan kemudian dijelaskan pula bagaimana cara merakitnya. Bila mereka punya alternatif sendiri bisa menggunakan kebiasaan yang mereka miliki untuk bereksperimen dengan atraktor ini. Pada proses transfer ilmu dan teknologi ini nelayan begitu mudah memahaminya. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya tanya jawab dengan maksud memperdalam ataupun juga ingin merencang dengan cara lain.Salah satu indicator bahwa mereka mengerti dan memahami sepenuhnya maksud pembicaraan dan transfer ilmu berjalan dengan baik.

Beberapa konstruksi Atraktor Cumi-cumi yang dijelaskan di pelatihan tersebut salah satunya adalah Atraktor Cumi-cumi berbentuk seperti gorong-gorong jembatan dengan diameter 40-60 cm dan (panjang) 100 cm, dibuat dari bahan beton dan besi dengan diameter 4 cm, yang dilengkapi dengan untaian tali tambang yang digantung di dalamnya (Gambar 8).

Berdasarkan Tanya jawab dengan peserta rata-rata memahami fungsi dan kegunaan atraktor cumi serta penerapannya pada kasus lain.
Jurnal FITK UHO