Taliban Diambang Perpecahan, Dua Kubu Internal Saling Serang
Sebuah Sumber menyatakan sempat terjadi bentrok antara pendukung di luar ruangan. Selain itu, dikabarkan juga Baradar terluka dalam kejadian itu

Jakarta, JaringPos | Taliban, kelompok yang berhasil menguasai Afghanistan setelah mengusir pasukan Sekutu itu dilaporkan mengalami perpecahan, ada keretakan antara kubu petinggi senior dan juga petinggi kantor Doha.
Perpecahan ini mulai muncul pada Kamis atau Jumat pekan lalu dalam sebuah momen rapat. Wakil Perdana Menteri (PM)Mullah Abdul Ghani Baradar menginginkan pemerintahan yang tidak hanya diisi kelompok senior. Ia menyebut banyak pihak yang berhasil melakukan upaya diplomasi untuk memenangkan kelompok itu.
Di sisi lain, beberapa kelompok senior yang dimotori Khalil Haqqani menganggap bahwa kemenangan kelompok berhaluan Islam ini dimotori oleh kemenangan dalam berperang. Maka itu, pemerintah haruslah diisi orang-orang yang berjuang di medan tempur.
“Mereka telah memperoleh banyak pengalaman selama 20 tahun terakhir dan komunitas internasional di kantor politik Qatar telah berjanji untuk membentuk pemerintahan yang mencakup Afghanistan. minoritas harus dilibatkan,” ujar seorang sumber mengutip pernyataan Baradar.
Seorang sumber mengatakan bahwa Setelah kejadian itu, Mullah Abdul Ghani Baradar marah dan pergi ke Kandahar. Sumber lain menyatakan sempat terjadi bentrok antara pendukung di luar ruangan. Selain itu, dikabarkan juga Baradar terluka dalam kejadian itu, namun ini telah dibantah.
Meski begitu, keretakan ini disebut-sebut sudah berakhir. Semuanya sudah disepakati setelah kabinet baru diumumkan.
“Ada beberapa perbedaan antara Taliban sebelum pembentukan kabinet, tetapi mereka berakhir setelah pengumuman kabinet,” ujar sumber lainnya melansir BBC Pashto.
Baradar sendiri merupakan tokoh yang aktif berdiplomasi dengan pihak-pihak asing, salah satunya dengan Amerika Serikat (AS). Ia diketahui aktif berkomunikasi dengan kubu Presiden Donald Trump hingga akhirnya dapat menyepakati poin perdamaian dengan Washington.
Kelompok ini menang setelah posisi pemerintah Afghanistan semakin terdesak karena AS yang memutuskan untuk menarik seluruh militernya dari negara itu setelah 20 tahun bertugas di sana.
Afghanisatn sendiri kini dilaporkan di ambang kehancuran total. Ini setelah banyak negara Barat berencana menyetop dana untuk negeri itu.(*ron)