BeritaDaerah

FMPGWS Tidak Sepakat dengan ‘ Permmabar,’ Soal Aktivitas  PT. SMI di Wae Sano

Labuan Bajo,jaringpos – Sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Geothermal Wae Sano (FMPGWS) menilai mekanisme dan prosedur yang dibuat oleh PT Sarana Multi Infrastuktur (PT SMI) dalam mengelola proyek panas bumi (geothermal) di Desa Wae Sano, sudah tepat. Hal ini disampaikan oleh ketua FMPGWS, Martinus Lalu yang diamini oleh Tu’a Golo (pemangku adat) Nunang, Martinus Taman pada Kamis, (30/1/2020) guna merespons ‘gerakan protes’ dari sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Manggarai Barat  ( PERMMABAR) Kupang.

Baik Lalu maupun Taman menegaskan bahwa langkah yang ditempuh oleh PT SMI sudah tepat karena telah mengikuti prosedur baik secara adat maupun jalur administratif dengan pemerintah setempat. PT. SMI menurut mereka telah melakukan survei dan sosialisasi berkali kali  soal lokasi yang diduga sangat dekat dengan pemukiman warga. Hasilnya adalah aktivitas proyek itu sama sekali “tidak mengganggu” kondisi pemukiman dan kenyamanan warga setempat maupun sekitarnya. Tim survei PT SMI kala itu, demikian Lalu, ‘disambut baik oleh masyarakat setempat. Tidak ada pengaduan dan protes yang berarti’.


IMG 20200117 074140-JaringPos

Sebelumnya, pihak PERMMABAR menyampaikan suara penolakan mereka terkait aktivitas eksploitasi Panas Bumi di Desa Wae Sano tersebut. Seperti yang dilansir media Victorynews versi daring, Selasa (28/1/2020) PERMMABAR menuntut PT SMI untuk menghentikan semua aktivitas eksplorasi geothermal. Penolakan itu dilatari oleh enam (6) alasa: Lokasi Proyek Dekat dengan Pemukiman, Lahan Pertanian dan Perkebunan, Dekat Mata Air, Dekat Fasilitas Pendidikan dan Agama, Situs Budaya, dan Konsep Desa Ekowisata.

Menanggapi seruan dan point penolakan PERMMABAR tersebut, Martinus Lalu dan Martinus Taman coba menantang para mahasiswa dengan mempertanyakan hasil penelitian dan dan tim ahli yang didatangkan oleh mahasiswa tersebut.”Saya ingin tahu kira-kira kapan adik-adik mahasiswa melakukan penelitian di Wae Sano (tempat eksplorasi geothermal) terkait dengan enam ponit penolakan tersebut”, ungkap Lalu.

Padahal, di sisi lain, menurut Lalu pada saat melakukan pendekatan secara adat maupun sosialisasi kepada masyarakat, justru masyarakat terima dengan antusias. “Perlu diketahui, sosialisasi yang dibuat oleh PT SMI sebanyak tiga kali, tegas Lalu. Tidak ada suara protes dan keluhan yang berarti dari masyrakat. Karena itu, Martinus Lalu dan Tua Golo Kampung Nunang ‘ mencurigai’ adanya kepentingan terselubung di balik suara protes yang datang belakangan yang mengatasnamakan masyarakat setempat.

IMG 20200111 220137-JaringPos

Diakhir penegasannya Lalu menyampaikan pembangunan Geothermal ini untuk mengangkat perekonomian lokal yang dapat bermanfaat untuk masyrakat setempat khsusnya masyarakat desa Wae Sano dan Manggarai Barat umumnya seperti tersedianya fasilitas pendidikan, kesehatan, air bersih, pariwisata, telekomunikasi, perkebunan, dan lainnya.  PT. SMI juga senantiasa memberi perhatian yang lebih besar untuk menjaga keberlanjutan, keseimbangan dan kelestarian lingkungan dari proyek- proyek yang ditangani mereka.(07/yb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker