InternasionalBerita

Tragedi Kanjuruhan Disorot Sejumlah Media Asing, Masuk Halaman Amnesty International

Amnesty International: Kehilangan nyawa ini tidak bisa dibiarkan begitu saja

Malang, JaringPos | Korban jiwa peristiwa tragedi Kanjuruhan usai laga Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022), bertambah menjadi 174 meninggal.

“Data BPPD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah] Jatim pada pukul 10.30 tadi memang demikian, 174 korban meninggal,” kata Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak kepada awak media, Minggu (2/10/2022), .


Emil mengatakan total ada 11 orang luka berat. Sementara sudah ada 298 orang lainnya luka ringan. Pihaknya juga mengatakan ada 8 rumah sakit rujukan untuk para korban: RSUD Kanjuruhan, RS Wava Husada, Klinik Teja Husada, RSUD Saiful Anwar, RSI Gondanglegi, RSU Wajak Husada, RSB Hasta husada, dan RSUD Mitra Delima.

Tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya menjadi sorotan sejumlah media asing, bahkan kerusuhan yang menewaskan hampir 200 jiwa tersebut masuk dalam halaman Amnesty internasional.

At least 125 killed in Indonesia soccer stadium crush” (Sedikitnya 125 Tewas dalam Stadion Sepak Bola Yang Porak-poranda di Indonesia) judul yang ditampilkan CNN International menanggapi kerusuhan tersebut.

“Setidaknya 125 orang tewas setelah kekacauan dan kekerasan meletus selama pertandingan sepak bola liga Indonesia hingga dini hari Minggu, menurut Kapolri dalam salah satu bencana stadion paling mematikan di dunia sepanjang masa. Pendukung Arema FC dan rival Persebaya Surabaya, dua tim sepak bola terbesar di Indonesia, bentrok di tribun penonton setelah tim tuan rumah Arema FC dikalahkan 3-2 pada pertandingan di kota Malang di Jawa Timur, kata polisi,” tulis CNN International.

“Suporter dari tim yang kalah kemudian “menyerbu” lapangan dan polisi menembakkan gas air mata, memicu naksir penggemar yang menyebabkan kasus mati lemas, kata kepala polisi Jawa Timur Nico Afinta saat konferensi pers setelah acara tersebut. Dua petugas polisi juga termasuk di antara yang tewas, katanya, seraya menambahkan bahwa tabrakan terjadi ketika para penggemar melarikan diri ke pintu keluar,” terang CNN yang sempat melakukan siaran langsung terkait kejadian tersebut.

Begitupula Aljazeera menampilkan judul “Hundreds killed, hurt in stampede at Indonesia football match” (Ratusan tewas, terluka terinjak-injak di pertandingan sepak bola Indonesia).

“Polisi menembakkan gas air mata setelah para suporter menyerbu lapangan di Jawa Timur, yang memicu terjadinya penyerbuan yang menewaskan sedikitnya 125 orang dan melukai 100 lainnya. Polisi di Provinsi Jawa Timur mengatakan ribuan suporter Arema FC menyerbu lapangan Stadion Kanjuruhan setelah timnya kalah 3-2 dari Persebaya Surabaya. Petugas berusaha mengendalikan “kerusuhan” dengan menembakkan gas air mata, memicu kericuhan saat para penggemar yang panik bergegas menuju pintu keluar,” tulis Aljazeera dalam laporannya.

Sementara itu, Amnesty International melaporkan “Indonesia: Investigate police tear gas use after at least 130 people die in football match stampede” dihalaman depan situsnya.

Menurut Amnesty International, kehilangan nyawa ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Polisi sendiri telah menyatakan bahwa kematian terjadi setelah polisi menggunakan gas air mata pada kerumunan yang mengakibatkan terinjak-injak di pintu keluar stadion.

“Gas air mata hanya boleh digunakan untuk membubarkan massa ketika kekerasan meluas dan ketika metode lain gagal. Orang-orang harus diperingatkan bahwa gas air mata akan digunakan dan dibiarkan menyebar.”

“Gas air mata juga tidak boleh ditembakkan di ruang terbatas. Pedoman keselamatan stadion FIFA juga melarang membawa atau menggunakan ‘gas pengendali massa’ oleh petugas lapangan atau polisi.” tulis Amnesty International.(*ade)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker