KLHK Sumbang Kapal Sampah Mubazir

Labuan Bajo, JaringPos.com – KAPAL khusus pengangkut sampah di perairan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mubazir, karena tidak pernah beroperasi sejak diluncurkan pada awal Maret 2019 lalu.
Pasalnya, badan kapal dinilai tidak layak menahan gelombang sehingga mudah terbalik meski ombak hanya setinggi setengah meter. Di lain hal, kapal bantuan KLHK tersebut diduga tidak disertai dokumen yang resmi tentang biaya pembuatan kapal.
“Kapal diserahkan ke Dinas LHK Kabupaten Manggarai Barat, tetapi tidak diketahui besaran biaya pembuatannya dan dokumennya juga tidak ada. Diserahkan begitu saja dan belum beroperasi,” kata Paulinus Panggul, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Manggarai Barat, saat dimintai konfirmasi oleh Media Ini melalui sambungan telephon, (Juma’at, 06/3/2020).
Dia menambahkan, kapal bantuan pengangkut sampah tersebut seharusnya sudah bisa beroperasi. Namun, karena terkendala badan kapal yang dinilai tidak layak, akhirnya kapal itu menjadi mubazir.
“Kapal itu mudah terbalik. Jadi, kami takut meng-operasikannya untuk mengangkut sampah. Kalaupun terpaksa beroperasi membersihkan sampah di laut, harus menunggu laut dalam kondisi teduh. Kapal tersebut cocoknya untuk angkutan di danau,” jelasnya.
Terkait waktu penarikan kapal sampah mubazir itu belum diketahui kepastian waktu yang tepat, kata Paulinus.
Ia menambahkan, dokumen kapal tersebut juga akan dikembalikan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan walau sudah dilakukan serah-terima antarpihak KLHK dan Pemerintah Daerah setempat.
Ia melanjutkan, “Terkait alat Pencacah Sampah yang merupakan bantuan dari KLHK juga mubazir. Alat tersebut masih berada di Pulau Mesah, tidak memiliki dana operasional, karenanya alat itu tersimpan hingga rusak begitu saja”, jelas Paulinus.
Hal senada disampaikan ketua Asosiasi Kapal Wisata Labuan Bajo, Ahyar Abadi. Kata Ahyar, selama ini kapal dari Kementerian KLHK tersebut tidak terlihat melakukan operasi rutin di perairan Labuan Bajo.
Pasalnya, kapal tersebut hanya mampu memungut sampah kecil-kecilan, tidak dapat menjangkau secara keseluruhansampah yang ada di laut, karena kondisi kapal sangat parah dan tidak layak. “Selama ini pernah sesekali melakukan operasi di laut, tetapi tidak menjangkau secara keselurahan, karena kondisinya sangat tidak layak atau mubazir”, ungkap Ahyar.
Ia mengharapkan, agar Kementrian KLHK secepatnya mendatangkan kapal yang layak pakai dan asas manfaatnya bagi masyarakat, khususnuya dalam menangani masalah sampah di perairan Labuan Bajo.
Sebelumnya, aktivis Masyarakat Pemerhati Lingkungan, Marhen Tian, mengatakan kapal pembersih sampah di permukaan laut dari KLHK tersebut tidak pernah beroperasi.
Padahal, dana yang dibutuhkan untuk menangani sampah di kota pariwisata Labuan Bajo mencapai miliaran rupiah. “Ada dana, tapi proyek sampah berjalan di tempat,” kata Marhen.
Untuk diketahui, kapal bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bernilai Rp1,2 miliar itu diadakan dengan menggunakan dana APBN. Namun, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai Barat tidak mengoperasikannya.(*jl)