BeritaDaerah

Masyarakat Desa Wae Sano Datangi DPRD Mabar Menolak Geothermal

Labuan bajo, jaringpos – Masyarakat Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang menyuarakan penolakan terkait   rencana eksploitasi energi Panas Bumi (geothermal), Kamis (13/2) di Kantor DPRD Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur.

Pantauan media jaringpos.com, peserta aksi yang menolak eksplorasi tersebut membentangi sejumlah baliho di depan kantor DPRD Manggarai Barat bertuliskan:  “Selamatkan Danau Sano Nggoang”, kemudian, “Jangan Jadikan Kami Korban Investasi Geothermal” dan “Tolak Rencana Eksplorasi di Wae Sano”.

“Ini kali ketiga kami mendatangi kantor DPRD untuk menyampaikan penolakan proyek geothermal itu. Kami hendak menyampaikan ketetapan hati. Kami menolak  rencana proyek geothermal di kampung-kampung kami di Wae Sano,” ungkap Yosef dengan nada tegas.

Yosef Erwin Rahmat merupakan perwakilan warga Wae Sano yang ngotot meminta pemerintah menghentikan eksplorasi energi panas bumi di sejumlah kampung Wae Sano. Pihaknya merasa keberatan dengan lokasi pengeboran. Di menilai pengeboran itu berada   dalam ruang hidup masyarakat dan tidak ada kepastian apa pun bahwa pengeboran tersebut tidak memiliki dampak negatif bagi kehidupan warga sekitar.

Dia mengatakan dalam sosialisasi yang dilakukan pada 10 Februari 2020, PT SMI dan perwakilan pemerintah menjelaskan bahwa proyek pengeboran akan dilaksanakan pada titik-titik yang sudah ditetapkan sebelumnya. yakni di Kampung Nunang, Lempe, dan Dasak dimana lokasi tersebut berada di tengah pemukiman penduduk.

Proyek eksplorasi geothermal itu kata Yosef Erwin jelas-jelas mengancam keutuhan ruang hidup masyarakat di Desa Wae Sano. Ruang hidup yang dimaksud adalah kesatuan yang utuh kampung halaman, kebun mata pencaharian, sumber air (wae teku), pusat kehidupan adat (compang takung, mbaru adat), kuburan (lepah boak), hutan dan danau, rumah ibadah, danau Sano Nggoang dan sarana publik seperti sekolah.

“Dengan kata lain, proyek ini mengancam kehidupan sosial, budaya, keagamaan, dan mata pencaharian masyarakat di Wae Sano. Karena itu kami sekali lagi menyatakan dengan tegas ketetapan hati kami untuk menolak proyek geothermal ini,” kata Yosef.

Ia juga mengingatkan bahwa kawasan Wae Sano dan sekitarnya adalah kawasan pertanian, perkebunan, dan konservasi serta memiliki potensi besar untuk pariwisata sehingga pihaknya berharap pemerintah untuk meningkatkan pengembangan pertanian, usaha-usaha konservasi dan pariwisata berbasis masyarakat tanpa investasi kaum kapitalis.(007/yb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker