Nasional

TGB Sindir Telak Rizieq dan Pendukungnya, Dulu Tak Ada Teriak Kriminalisasi Ulama

Mataram, JaringPos│Mantan Gubernur NTB, Dr. TGB. Muhammad Zainul Majdi, Lc., M.A., lama sudah tidak dengar kabarnya, baru-baru ini muncul sebuah video yang memperlihatkan TGB menyampaikan ceramah dan menyindir Rizieq serta para pembelanya. Video tersebut dibagikan oleh salah seorang pengguna Twitter.

Dalam video tersebut, TGB mengungkapkan bahwa Rizieq sudah dikriminalisasi sebelum masa pemerintahan Presiden Jokowi.

“Di masa sebelum pak Jokowi, Habib Rizieq tidak hanya ditersangkakan bahkan beliau sudah diterdakwakan, diadili dan dipenjara dan menghabiskan waktu dipenjara sampai bebas,” ujarnya.

Lantas dia merasa heran karena pada saat Rizieq dikriminalisasi sebelum Jokowi berkuasa, para pendukungnya malah diam tak bersuara soal kriminalisasi ulama.

“Kenapa pada waktu itu tidak ada yang mengatakan kriminalisasi? Apakah masih tidur seperti Ashabul Kahfi yang sekarang bangun? Ini pertanyaan sederhana,” kata TGB

Oleh karena itu, dia mempertanyakan ke mana para pembela Rizieq ketika Rizieq dipenjara sebelum pemerintahan Jokowi.

“Kemana Anda dulu ketika beliau dipenjara (sebelum masa Jokowi)? Kenapa Anda tidak mengatakan bahwa pemerintahan sebelum pak Jokowi kriminalisasi ulama? Tidak ada yang ngomong begitu. Padahal yang diderita Habib Rizieq Shihab dulu itu jauh lebih berat dari yang sekarang,” ungkapnya.

TGB tidak menyebut secara spesifik, tapi yang jelas Rizieq pernah dipenjara pada tahun 2003 dan 2008, salah satunya di era SBY. Rizieq pernah dipenjara, anehnya tidak ada teriakan soal kriminalisasi ulama. Tidak ada teriakan pemerintah zalim dan otoritas. Tidak ada teriakan soal pemerintah anti Islam.

Kenapa hanya di era Jokowi, PKI disuarakan dengan sangat gencar tapi lucunya di era pemerintahan sebelumnya, tidak ada teriakan semacam itu. Tidak ada narasi PKI bangkit, komunis bangkit, anggota PKI jumlahnya sudah jutaan dan akan menguasai Indonesia dalam waktu dekat. Di era Jokowi, narasi ini kencang bagai angin topan. Katanya (*salmin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker