Nasional

Muannas Aladin Sentil Profesor Mantan Wapres Mendukung Taliban

Jakarta, JaringPos | Apa yang terjadi di Afghanistan hari ini adalah sebuah kesalahan kolektif dari kelompok-kelompok moderat, kalangan akademisi, elit-elit kota di Afghanistan dan orang-orang yang masih waras di Afghanistan semua sudah terlambat mengantisipasi.

Ini merupakan pelajaran bagi kita hari ini, kita tidak boleh lagi meremehkan kekuatan-kekuatan radikal sekecil apapun. Baik di gunung-gunung maupun di pedesaan, yang ada di permukaan dan di bawah permukaan. Ungkapnya


Kita harus berterimakasi kepada polisi (densus 88) yang terus berusaha dengan susah payah melakukan pencegahan. Tapi yang lebih utama kesadaran masyarakat kita, jangan pernah berhenti melawan intoleran dan radikalisme.

Jika masyarakat sudah di kuasai oleh mereka, di kuasai kelompok-kelompok ini. Maka polisi tidak akan mampu, TNI juga tidak bisa lagi menjaga pertahanan negara ini. Ucapnya, dalam vidio channel yutube akun Instgram @Islah_bahrawi di lansir JaringPos, Jum’at (20/8/2021)

Sungguh ironi di negara kita. Ada Profesor Mantan Wakil Presiden yang mendukung yang selalu mengeluk-elukan Taliban, menganggap Taliban moderat dan sebagainya. Ini pikiran yang pragmatisme tanpa di dukung oleh bukti-bukti empirik.

Mantan Wakil Presiden akan mencoba mengajari taliban untuk moderirasi agama, mengajari kelompok Taliban agar Taliban menjadi moderat.

“Dari pada mengajari mereka, lebih baik mantan wapres mengajari orang-orang di sekitar kita yang terpapar dalam pemahaman radikal dan tafsir-tafsir yang di anut Taliban. Jangan kemudian taliban ini identik dengan islam,” tuturnya

Islam tidak seperti Taliban, islam bukan intimidasi. Islam berkemanusiaan dan berkeadilan dengan konsep kedamaian. Bapak profesor yang terhormat, yang harus di ajarin adalah gerakan kelompok-kelompok seperti ini selalu menggunakan agama demi kekuasaan.

Jangan lagi kita di bius oleh politisasi agama. Jangan lagi oleh jargon-jargon pemurnian agama menimbulkan konflik horizontal satu sama lain seperti di Afghanistan. Mereka punya riwayat yang sangat jahat, mengintimidasi kaum perempuan. Lanjutnya

Apa memang yakin agama untuk hal-hal yang sepeti ini? Islam tidak meninggalkan patriarki, tapi jangan patriarki di terjemahkan dengan ketidakadilan masih mempertahankan tradisi arab dan yahudi, bahwa kita harus yakin agama untuk kebaikan bersama bagi perempuan dan laki-laki.

Agama di turunkan untuk menertibkan kita semua manusia agar saling mengenal dan merasakan keadilan, dan bangsa Indonesia berbeda dengan Afghanistan. Afghanistan seperti halnya bangsa-bangsa di arab, mereka sudah terbiasa dengan kehidupan berkotak-kotak dan bersekat-sekat, konflik dengan pribadisme berabad-abad.

Indonesia Bhineka Tunggal Ika tidak terbiasa dengan konflik karena perbedaan itu. Kita lihat somalia, nigeria, suriyah, afghanistan dan lainya. Banyak negara saat ini yang belum mendapatkan ketentraman karena terpengaruh oleh gerakan mengaku sebagai permurni agama tadi.

Kita sebenarnya bukan masalah penganut agama, kita semua terpengaruh oleh tafsir-tafssir. Tapi kita kemudian menganggap tafsir itu kebenaran yang mutlak lalu kita berusaha menyerang orang lain, tidak menyukai perbedaan.

Silakan anda beragama apapun dengan tafsir apapun. Karena konflik semua terjadi disini, taliban juga memberikan mitigasi pada bangsa indonesia. Siapapun yang mengagung-agungkan khilafah ingin menggunakan hukum syariat islam sebagai hukum negara silakan pindah ke afghanistan, bergabunglah dengan Taliban.

“Anda yang ingin mengganti Pancasila atau yang ingin menggunakan hukum agama sebagai hukum negara silakan pindah saja ke Afghanista. Taliban akan menjadi moto khilafah, hukum yang ditawarkan Taliban akan menarik orang-orang indonesia yang berkeinginan itu,” penjelasannya

Kita berharap Pemerintah akan memfasilitasi mereka pindah ke Afghanistan. Mari kita lawan intoleransi, mari kita lawan kelompok-kelompok intoleran dan radikal jangan beri ruang sedikitpun di negara kita, di dalam bangsa kita.

Mari kita hidup damai dengan agama dan keyakinan masing-masing, dengan memegang teguh pancasila dan NKRI harga mati. Merdekaaa..!! Katanya (*slm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker