Politik

Gerindra Terbuka Jika Demokrat Memutuskan Bergabung Dengan Koalisi Indonesia Maju

Jakarta, JaringPos | Partai Demokrat disebut akan bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan mendukung Prabowo Subianto dalam pencalonan dirinya sebagai presiden dalam Pilpres 2024 mendatang. Viva Yoga, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) – salah satu partai pendukung Prabowo – mengonfirmasi bahwa Partai Demokrat “siap sedia” bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM).

“Partai Demokrat menyatakan siap sedia bekerjasama, bergabung, dan berjuang bersama-sama di Koalisi Indonesia Maju,” kata Viva dalam keterangan tertulis, Minggu (17/09).


Viva Yoga menambahkan, PAN merasa semakin optimis kehadiran Partai Demokrat dalam Koalisi Indonesia Maju akan menambah kekuatan politik dan energi baru yang semakin membuka peluang besar untuk memenangkan Pilpres 2024.

Sinyal bergabungnya Partai Demokrat ke kubu Prabowo juga diungkapkan oleh sejumlah politisi Partai Golkar, akhir pekan lalu.

Adapun, Partai Demokrat enggan membenarkan atau membantah kabar tersebut, mengisyaratkan bakal mengumumkan arah koalisi terkait Pilpres 2024 pada pekan mendatang.

“Arah koalisi atau kerja sama kami ke depannya, kemungkinan baru minggu depan baru bisa kami sampaikan ke publik,” kata Kepala Bakomstra Demokrat Herzaky Mahendra Putra pada Sabtu (16/09), seperti dikutip dari detikcom.

Partai Demokrat yang diketuai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) – putra sulung mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – diketahui memang belum menyatakan sikap arah koalisi setelah mencabut dukungan dari Anies Baswedan awal September lalu.

AHY, bersama SBY yang kini menjabat sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, dikabarkan bakal ikut dalam pertemuan Koalisi Indonesia Maju di kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Minggu (17/09).

Merapatnya Partai Demokrat membuat koalisi pendukung Prabowo – yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Gelora – kian gemuk.

Sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengukuhkan dukungannya kepada Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bakal capres dan cawapres di Pilpres 2024, sekaligus menebalkan keyakinan bahwa Pilpres mendatang akan diikuti oleh tiga calon dan wakil presiden.

PKS kukuhkan dukungan Anies-Cak Imin
Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan deklarasi dukungan itu “sekaligus menepis keraguan masyarakat”.

“Dengan pencalonan pasangan Bapak Anies Baswedan dan Bapak Abdul Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden Republik Indonesia, PKS optimis dapat mengokohkan kemenangan,” kata Syaikhu saat membaca keputusan Musyawarah IX Majelis Syura PKS di Kantor DPP PKS, Jakarta, Jumat (15/09).

Dengan demikian, pasangan Anies-Cak Imin dipastikan memperoleh tiket dari Partai NasDem, PKB dan PKS melaju ke Pilpres 2024. Jumlah suara legislatif dari gabungan parpol ini telah memenuhi ambang batas pencalonan presiden yaitu hampir 27%.

Analis politik, Firman Noor, mengatakan Partai Demokrat berada dalam posisi yang ‘sangat dilematis‘ dalam hal memilih antara kubu Ganjar atau kubu Prabowo.

“Karena sejak awal dia ingin mengesankan [dirinya] sebagai bagian dari oposisi yang punya sedemikian banyak agenda perubahan,“ kata Firman.

Dalam konteks PDIP, Firman memandang kemungkinan Demokrat untuk bergabung dengan partai pengusung Ganjar, kecil. Sebab, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki hubungan yang kurang harmonis.

“Political chemistry antara Megawati dan SBY tidak terlalu sepaham, banyak perbedaannya dan pertentangannya. Dan rekam jejak selama ini memang kedekatan itu hanya di permukaan, tidak mendalam,“ kata Firman

Ia menyebut pengalaman Megawati yang merasa ‘dikhianati‘ ketika SBY, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, maju sebagai calon presiden tanpa pemberitahuan.

“Ini kemudian ditafsirkan oleh berbagai macam kalangan sebagai bentuk pengkhianatan juga. Sampai kemudian saking sakitnya dikhianati itu, Megawati memiliki posisi politik yang berbeda dengan SBY,“ katanya.

Firman mengatakan bahwa tujuan utama dari Demokrat dalam Pilpres kali ini adalah menjadikan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai Cawapres.

Jika Demokrat bergabung dengan PDIP, Firman merasa mereka masih memiliki kans untuk memasukkan nama AHY ke dalam daftar Cawapres.

“Mungkin [Demokrat] masih bisa menegosiasikan posisi AHY sebagai Cawapres. Karena kalau di Koalisi Perubahan itu sudah tidak mungkin. Kalau di koalisi dengan Puan, itu masih bisa diajak bicara,“ ujarnya.

Di sisi lain, visi itu akan lebih sulit tercapai jika Demokrat bergabung dengan koalisi Prabowo. Mengingat bahwa PAN dan Golkar sama-sama mengincar posisi Cawapres.

“Dia di urut kacang terakhir karena baru masuk belakangan. Dan Prabowo lebih baik kehilangan Demokrat sekalian daripada harus mengorbankan Golkar atau PAN setelah kehilangan PKB.

“Prabowo juga sedang mencari suara, kalau Demokrat masuk, senang-senang saja,“ kata Firman.

Dari kubu Prabowo, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, menyatakan pihaknya terbuka jika Demokrat memutuskan untuk bergabung dengan koalisi mereka.

“Namanya partai politik menyampaikan dukungan untuk Pak Prabowo tentu kita akan sangat senang. Kami siap memperjuangkan idealismenya Pak SBY, Pak AHY serta partai Demokrat,” kata Habib saat dihubungi oleh BBC News Indonesia.

Perihal pemilihan cawapres dari Prabowo, Habib mengatakan bahwa keputusan itu berada di tangan para ketua umum partai politik yang mendukung Prabowo.

“Siapapun boleh mengusulkan, tetapi penentunya adalah secara kolektif. Secara musyawarah, para ketua umum partai politik,” lanjutnya.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan, mengatakan bahwa saat ini Demokrat masih sangat terbuka terhadap segala alternatif. Tetapi, Majelis Tinggi masih memerlukan waktu untuk membuat keputusan terkait posisi partai menjelang Pilpres.

“Kami memerlukan waktu dan kurang tepat kalau diputuskan dalam waktu singkat. Karena ini menyangkut masalah bangsa. Jadi kita harus memilih yang terbaik,“ ujar Syarief mengutip BBC News Indonesia.

1 2Laman berikutnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker