Sambangi Kota Solo, Roadshow Bali Animal Defender Perluas Kampanye Anti Kekerasan Terhadap Hewan

JaringPos, Setelah sebelumnya mengunjungi beberapa daerah kota seperti Makassar, Balikpapan dan Malang, Bali Animal Defender juga mengunjungi Kota Solo, sebagai kota yang juga menjadi prioritas pelaksanaan sosialisasi dan kampanye anti kekerasan terhadap hewan yang masih banyak terjadi di Indonesia.
.
Ketua Bali Animal Defender Jovand Imanuel Calvary, mengungkapkan bahwa dalam kunjungan ke kota Solo ini juga dimaksudkan untuk menghadiri acara Bakti Bumi Kemerdekaan yang diselenggarakan oleh Rumah Difabel Meong pada Senin 14 Agustus 2022 di Kota Solo, Jawa Tengah, sebagai bagian dari rangkaian acara memeriahkan perayaan hari Kemerdekaan Rapublik Indonesia ke-77. Selain kegiatan edukasi dan kampanye tentang anti kekejaman pada hewan, kegiatan juga dibarengi dengan acara utama lainnya berupa pembagian 100 paket pakan kucing dan 1000 botol norit kepada masyarakat pemilik hewan piaraan, serta kegiatan sterilisasi kucing.
“Kegiatan ini memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat, dan alangkah baiknya jika bisa dilaksanakan secara berkelanjutan bukan saja pada moment Kemerdekaan RI, tetapi juga di momen–momen lainnya,” tutur Jovand Imanuel Calvary, dari Bali Animal Defender saat diwawancarai oleh beberapa media di sela kegiatan tersebut.
Selanjutnya, ketua yang juga merupakan founder dari Bali Animal Defender ini juga menyempatkan diri untuk memberikan materi edukasi melalui on air di dua radio ternama di Solo, Metta Media dan Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 2 Solo, serta berkunjung ke kantor redaksi Solo Pos. Baik Metta Media dan RRI telah mengudara dan menyapa para pendengar selama belasan bahkan puluhan tahun. Metta Media sendiri telah mengudara selama 19 tahun, bukan perjalanan yang singkat dan tentunya telah merasakan asam-garam dalam karirnya di dunia jurnalisme penyiaran radio di Indonesia.

Dalam dialog on air yang dilakukan di studio RRI Pro 2 Solo, Jovand menyapa para pendengar setia RRI Solo dengan membawakan tema “Steril Kucing Betina Yuk!”, yang mana tema tersebut telah dipersiapkan khusus untuk memeriahkan rangkaian kegiatan BAKTI BUMI KEMERDEKAAN ini. Dalam dialog tersebut, hadir pula founder dari Rumah Difabel Meong Solo, Yulia Hening.
“Sterilisasi kucing adalah hal penting yang harus selalu diperhatikan dan dipertimbangkan oleh pemilik, pemerhati, atau masyarakat. Disamping untuk mengendalikan populasi kucing, ini juga penting bagi kesehatan kucing. Jangan sampai karena populasinya yang berlebihan dan tidak terkendali, masyarakat akan menilai kucing sebagai pengganggu yang harus dimusnahkan,” jelas Jovan dalam dialog tersebut.
Jovand menambahkan bahwa disamping tujuan tersebut, tujuan lain yang juga sama pentingnya adalah untuk meminimalisir tindak kekejaman terhadap kucing. Berdasarkan pengalaman dan observasi yang dilakukan oleh Bali Animal Defender, banyaknya kucing liar yang dinilai mengganggu menjadi alasan bagi pelaku tindak kekejaman. Sekali waktu, Bali Animal Defender pernah menerima laporan perihal seorang warga yang melempari, memukul, dan menembak kucing dengan senapan angin karena kucing tersebut merusak genteng miliknya.
“Tindak kekejaman hewan bisa terjadi karena alasan terkecil yang paling sederhana sekalipun. Karenanya penting bagi manusia untuk berperan aktif menyeimbangkan kehidupan antara manusia dan hewan, tentu saja dengan car acara yang baik, yang aman tidak hanya bagi hewan tetapi juga bagi manusia,” katanya.
Dilanjutkan dengan dialog on air di Metta Media FM Solo, dialog ini mengangkat materi yang lebih mengkhusus pada kesejahteraan hewan dan penegakan regulasi yang mendukung perlindungan hewan di Indonesia. Dalam dialog ini, ketua Bali Animal Defender menekankan tentang pentingnya memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat tentang kesejahteraan hewan sebagaimana hal ini telah diatura dalam peraturan – peraturan nasional, bahkan telah diatur pada pasal 302 KUHP.
Masih belum maksimalnya edukasi dan pemahaman tentang kesejahteraan hewan dimasyarakat menjadi satu dari alasan kenapa kasus kasus kekejaman hewan masih banyak terjadi di Indonesia. “Ini adalah PR bagi kita semua, masyarakat dan pemerintah, dalam mengedukasi seluruh lapisan masyarakat agar Indonesia dapat bebas dari tindak kekejaman terhadap hewan” sambung Yulia Hening yang juga bergabung dalam dialog tersebut.
Di sela rangkaian kegiatan tersebut, ketua dan founder Bali Animal Defender didampingi oleh founder dari Rumah Difabel Meong Solo bersama timnya, juga mengunjungi kantor redaksi Solo Pos. Kunjungan ini diterima oleh Ibu Rini Yustisianingsih sebagai Pemimpin Redaksi, Bapak Danang Nur Ihsa dan Bapak Syifaul Arifin selaku Redaktur Pelaksanaan serta beberapa wartawan Solo Pos. Dalam kunjungan ini, kami menyempatkan diri untuk berdiskusi perihal penjualan daging anjing di kota Solo dan Bali.
Bali Animal Defender juga bergabung dalam pergerakan aktif Pemerintah Provinsi Bali, Universitas Udayana dan Animals Australia/Animals International dalam menghentikan aktifitas perdagangan daging anjing di Bali. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana dan Animal International, terdapat banyak faktor yang melatarbelakangi aktifitas ini sehingga dibutuhkan pendekatan multidisipliner dalam menghadapi situasi ini.
Ada banyak tantangan yang ditemui dalam proses yang telah dimulai sejak 2017 ini, tetapi kerjasama yang baik antara Pemerintah melalui Dinas terkait, Satpol PP, Kepolisian Daerah Bali dan Komando Daerah Militer (KODAM), Lembaga Pendidikan, pemerintahan desa, dan organisasi pemerhati kesejahteraan hewan telah menciptakan sinergitas yang baik dan seimbang dalam merespon situasi ini. Pembinaan berkelanjutan dilakukan oleh tim ini, hingga berhasil mengidentifikasi 84 outlet daging anjing di Bali. 80 diantaranya sudah tidak lagi beroperasi dan terus di monitoring.

Usai mengikuti serangkaian wawancara, Jovand juga melakukan edukasi di salah satu taman kanak kanak, TK AL-ISLAM Surakarta. Edukasi tentang kepedulian terhadap hewan sejak dini sangat penting untuk membentuk rasa kasih sayang kepada hewan, secara tidak langsung ini juga akan membentuk anak menjadi pribadi yang juga berbelas kasih kepada sesama, mengingat keduanya saling terkait satu sama lain. Anak adalah masa depan negara dan penting untuk mengajarkan mereka tentang kepedulian dan cinta kasih.
“Edukasinya yang ringan-ringan saja, tidak perlu terlalu berat, mulai dari memperkenalkan hewan sebagai makhluk yang juga bisa merasakan kesedihan, kegembiraan, sakit, dan marah seperti halnya manusia. Hal hal sederhana ini akan lebih mudah diterima oleh anak anak” tutur Jovand sebelum memulai edukasi ini. “Memperkenalkan rasa peduli, kasih dan sayang kepada hewan memang sangat penting, karenanya setiap hari saya selalu menyelipkan edukasi sederhana tentang hewan” tambah Yeni Murwani selaku wali kelas.
Menutup serangkaian acara di Solo, Bali Animal Defender melakukan koordinasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surakarta untuk membahas beberapa rencana kerjasama seperti dalam memberikan bantuan hukum, pendampingan, dan pelatihan untuk mendukung penegakan hukum yang mendukung kesejahteraan hewan khususnya di Solo. “Kami akan segera menindaklanjuti hasil diskusi yang telah dilakukan bersama Bali Animal Defender termasuk bantuan bantuan apa saja yang bisa kami berikan terkait penegakan hukum perlindungan hewan, di kota Solo,” kata Muhammad Indra selaku Direktur LBH Surakarta.
Senada dengan hal ini Elvira Ekawati juga menambahkan bahwa LBH Surakarta siap untuk bersinergi dalam memberikan bantuan kepada masyarakat khususnya pemerhati kesejahteraan hewan untuk lebih memperdalam pengetahuan tentnag hukum. Menutup diskusi ini, Jovand, mewakili Bali Animal Defender menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya atas rencana positif yang akan segera digarap bersama.(jvn/ade)