Berita

Grace Rached, Gadis Australia Korban Tragedi Perayaan Halloween Di Korea Selatan Ternyata Produser Film

Jakarta, Seorang gadis muda Sydney telah diidentifikasi sebagai salah satu dari korban kerumunan pesta Halloween yang menewaskan sedikitnya 154 orang di Seoul, Korea Selatan yang terjadi pada Sabtu malam (29/10/2022).

Grace Rached, 23, tewas terijepit oleh kerumunan yang berdesakan pada suatu gang sempit saat menggelar ketika pesta Halloween di kawasan kehidupan malam Seoul, sehingga menjadi kerumunan massa yang mematikan.


Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Senin sore, keluarganya mengkonfirmasi insiden tragis itu sebagai penghormatan kepada “bidadari cantik” mereka yang “menerangi ruangan dengan senyumnya yang menularkan pada semua”.

“Grace selalu membuat orang lain merasa penting dan kebaikannya meninggalkan kesan pada semua orang yang pernah dia temui, Grace selalu peduli pada orang lain dan dia dicintai oleh semua orang,” bunyi pernyataan itu.

Rached sedang berlibur di Korea Selatan bersama teman-temannya, termasuk Nathan Taverniti, yang sempat memposting di akun tik-toknya beberapa jam setelah kematian Grace untuk membagikan apa yang telah dia saksikan.

“Saya ada di sana ketika dia mengatakan dia tidak bisa bernapas dan saya meraih salah satu tangan teman saya,” kata Taverniti di sela-sela tangisnya.

Keluarga Nona Rached mengatakan dia adalah produser film berbakat yang memiliki semngat kuat untuk membuat sesuatu hal baru dalam dunia perfileman.

“Dia sangat peduli dengan dua saudara perempuannya dan menjadi panutan yang luar biasa. Grace menunjukkan kepada kita semua apa artinya menjadi manusia yang luar biasa, Kita semua akan sangat merindukan Grace kita yang indah, kehidupan pesta kita,” kata mereka.

Hingga Minggu malam, para pejabat menyebutkan jumlah korban tewas dari tragedi itu sebanyak 154 orang dan jumlah orang yang terluka sebanyak 133 orang.

Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan mengatakan jumlah kematian bisa meningkat lebih lanjut, dengan 37 orang terluka dalam kondisi serius.

Taverniti mengatakan dia yakin insiden itu dapat dihindari dan merupakan akibat dari pihak berwenang setempat yang tidak mempersiapkan diri secara memadai untuk kerumunan.

“Itu bukan injak, itu naksir yang lambat dan menyakitkan, Naksir ini bukan disebabkan oleh orang mabuk. Itu karena kurangnya perencanaan, kepolisian dan layanan darurat,” katanya. Dia mengatakan butuh setengah jam bagi polisi untuk tiba, satu jam lagi untuk bala bantuan dan bahkan lebih lama untuk layanan darurat lainnya.

“Tidak ada yang mau membantu. Saya menyaksikan orang-orang merekam dan bernyanyi dan tertawa saat teman-teman saya sekarat, bersama dengan banyak orang lainnya,” katanya.

“Saya ada di sana mencoba menarik orang keluar karena tidak ada cukup petugas polisi dan tidak ada yang melakukan apa pun untuk membuat kerumunan berhenti. Kami berteriak, kami mengatakan, “Anda harus kembali, Anda harus berbalik, orang-orang sekarat, tetapi tidak ada yang mendengarkan.

“Ada orang-orang yang tergeletak di tanah mendapatkan CPR, bukan oleh profesional kesehatan, oleh orang-orang acak, siapa pun yang bisa.”

Dua teman lain yang bersamanya malam itu berada dalam kondisi kritis di rumah sakit.

“Aku sedih. Saya hancur oleh situasi, yang bisa dengan mudah dihindari, tetapi tidak ada yang mau mendengarkan.”

Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan tragedi itu telah mempengaruhi keluarga Rached dengan cara yang paling keras.

“Ini adalah orang-orang yang keluar untuk merayakan Halloween, keluar untuk bersenang-senang dan pulang dengan selamat,” katanya.

“Tragedi ini telah berdampak pada orang-orang di Korea Selatan pada khususnya. Tapi itu juga berdampak, dengan cara yang paling keras, satu keluarga Australia dan warga Australia lainnya yang terluka dalam insiden ini.

“Kami hanya berharap semua yang masih dalam perawatan segera pulih.” (*ade)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker